Pulang dari Pangkalpinang Bareng Ali Muakhir — Cerita pengalaman ini adalah cerita lawas di tahun 2016. Saya bertolak malam hari dari pool bis Primajasa Caringin, Soekarno Hatta – saya berangkat dalam suasana duka mengingat kepulangan bapak mertua dipanggil sang Khaliq. Adik ipar mengantar saya waktu itu.
Tiba dini hari (Sabtu, 27/2/2016) di bandara Soekarno Hatta sudah hadir pula Kang Ali Muakhir. Meskipun kami sama-sama dari Bandung, kami menggunakan jalur kendaraan yang berbeda untuk bisa sampai di tempat kumpul. Kami berdua memenuhi undangan Kang Arul – kepala sekolah dari komunitas Kelas Blogger.
Menjejakkan Kaki untuk Pertama Kali di Bandara Depati Amir
Setelah semua orang dari #KelasBlogger kumpul, kami pun berangkat ke Pangkalpinang. Dengan menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air, kami semua mengudara yang disambut akhir pekan pagi hari yang cerah.
Kami seluruhnya berjumlah 18 orang satu per satu menaiki pesawat terbang pada pukul 6.40 dan tiba satu jam kemudian di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Takperlu dipertanyakan lagi, apalagi blogger … Kami semua narsis di Bandara yang sejak 2007 telah dan terus dikelola oleh PT. Angkasa Pura II ini.
Wisata Kuliner Mie Koba Iskandar di Bangka Tengah
Rekan kami sebagai tuan rumah sudah menyediakan kendaraan yang memang bertujuan menjemput kami pagi itu. Toyota Hiace keluaran terbaru menjadi kendaraan yang membawa kami, tujuannya ke arah Bangka Tengah untuk wisata kuliner Mie Koba Iskandar.
Usai menikmati sajian Mie Koba Iskandar di Bangka Tengah, rombongan #KelasBlogger yang dipimpin oleh Kang Arul “Dosen Galau” menyambung perjalanan ke yang dilanjutkan dengan berkunjung ke tempat pengasingan Bung Karno Gunung Menumbing, Muntok Bangka Barat. Dari tempat ini kita bisa melihat fakta-fakta sejarah di masa kelam yang dihadapi Soekarno.
Dalam blognya, Ali Muakhir menulis bahwa ada ruang bernomor 102 di Giri Sasana Menumbing – nama lengkap tempat bersejarah tersebut. Ruangan inilah Soekarno dan kawan-kawan antara lain; Mohammad Hatta, Mr A.G. Pringgodigdo, Mr. Assaat serta Komodor Udara S Suryadarma. Itu semua rombongan pertama yang tiba di Manumbing pada 22 Desember 1948 dari Yogyakarta.
Lalu rombongan kedua yaitu; Mr. Moh Roem dan Mr. Ali Sastroamidjojo, yang sengaja dibawa dari Yogyakarta menuju Manumbing oleh Belanda pada 31 Desember 1948.
Sementara itu rombongan ketiga yang terdiri dari; Bung karno dan Agus Salim yang dibawa ke Bangka pada tanggal 6 Februari 1949 dari tempat pengasingan asal yaitu Kota Prapat, Sumatera Utara.
Foto Bareng Ali Muakhir Pulang dari Pangkalpinang
Kedua negarawan ini datang dengan menumpangi pesawat Catalina dengan landasan pendaratan di Sungai Pangkalbalam. Pindah ke Bangka ini memang keinginan yang disampaikan langsung oleh Bung Karno. Tujuannya Soekarno dan H. Agus Salim bisa dengan mudah ketika harus berkoordinasi atau berkonsultasi kepada Mohammad Hatta. Permintaan tidak direstui begitu saja, rombongan dibagi dua. Ada rombongan yang harus tinggal di Menumbing, ada pula yang harus menetap di Wisma Ranggam di Kota Mentok yang berjarak sekira 10 km dari Menumbing.
Ular di ranting pohon yang takjauh dari pintu masuk bangunan pengasingan bersejarah ini sempat menghebohkan kami semua sesaat saya dan teman-teman tiba di Sasana Giri Menumbing ini. Kami semua lumayan tersedot perhatian dengan kehadiran ular berwarna hijau itu. Tapi bagi orang orang yang biasa ada di sana sih bukan hal yang mengejutkan. Karena ular tersebut memang sejak awal bangunan ini ada sudah menempati tempat itu. Umurnya berapa coba?
Senangnya Bisa Menaiki Mercusuar Tanjung Kalian Light House
Usai dari tempat pengasingan presiden RI yang pertama, rangkaian selanjutnya adalah mengunjungi Tanjung Kalian Light House.
Saat melihat mercusuar Tanjung Kalian yang menjulang, membuat enggan untuk menjajal agar bisa mencapai puncaknya. Akan tetapi melihat semangat yang lain, saya pun merasa banyak teman untuk mencapai puncak.
Saya sempat menghitung jumlah lantai yang ada di dalam bangunan menara Tanjung Kalian. Semuanya ada 20 lantai, setiap lantai ada jendela tanpa pintu. Jendela melingkar dan bolong menganga. Setiap lantai kita akan melihat pemandangan yang berbeda karena semakin ke atas pandangan ke depan akan menjadi berbeda.
Selesai dan puas dari Sasana Giri Menumbing, Kelas Blogger melanjutkan perjalanan ke sebuah museum. Adalah gedung Banka Tinwining Berdrift, Perusahaan Timah Belanda di Pulau Bangka pada masa Kolonial. Bangunan ini hingga sekarang masih kokoh dan menjadi museum timah kebanggaan Pangkalpinang lebih tepatnya di daerah Muntok Bangka Barat.
Kuliner Lagi! Kali ini Makan Siang di Raja Laut, Sungai Liat
Waktu itu di Museum cukup menyenangkan hingga lupa waktu sudah siang. Kelas Blogger masih banyak yang menikmati benda-benda bersejarah seputar dunia timah. Tidak semua orang lupa waktu sih … Di antara kami ada yang mengingatkan kalau kita akan maka siang di Raja Laut, Sungai Kaliat. Kuliner lagi deh!
Waktu itu saya termasuk orang yang kalap. Apa pasal? Ya, karena terbilang tidak sering saya bisa menyantap sajian makanan berat seafood seperti waktu itu.
Nah, waktu itu kesempatan untuk makan siang dengan menu ikan laut sangat besar, mumpung ada kesempatan — saya pun tidak banyak basa-basi meskipun yang ada di depan saya waktu itu adalah ketua kelas — siapa lagi kalau bukan Kang Arul.
Kelas Blogger Berkunjung ke pantai Pantai Parai – Marina Bay
Destinasi tiada akhir! Itu kesan saya dalam hati yang hingga hari ini masih terus terkenang. Setelah makan seafood, tuan rumah mengajak rombongan ke pantai – namanya Pantai Parai – Marina Bay. Yang nggak ada lagi kalau bukan selfie-selfie di pantai tersebut.
Semua yang tertulis pada artikel Foto Bareng Ali Muakhir Pulang dari Pangkalpinang tersebut bisa juga terwakili oleh unggahan video YouTube milik mbak Novita Sari ini, ya …
Atau yang ini …
Seru sekali waktu itu. Akhirnya saya pun Pulang dari Pangkalpinang Bareng Ali Muakhir …
Siapa Ali Muakhir?
Mungkin ada yang bertanya, “Siapa Ali Muakhir?” Beliau adalah seorang penulis buku anak. Kami pernah bekerja di dalam perusahaan yang sama. Pak Ali itu manajer, saya staf di Syaamil Quran (kira-kira 2009 hingga 2014). Selengkapnya bisa baca profilnya di sini.
Segini aja dulu yaaa .. Terima kasih sudah menyempatkan mampir dan membaca cerita lama saya ini. Salam …
CERITA LAINNYA : Pengalaman Ganti Kartu BCA Xpresi Lewat CS Digital
Terima kasih Kang Ade hehehe