Itu yang membekas dalam halaman dua setelah sampul buku dia adalah dilan tahun 1991, Dilan #2. Waktu itu pula saya untuk pertama kalinya bertemu dengan Surayah — panggilan lain untuk seorang Pidi Baiq. Selengkapnya dari apa yang dituliskan oleh seniman Bandung ini yaitu sebagai berikut.
Buat Adetruna, lalu dia menandatangani lalu menulis Pidi Baiq Bandung 10 Juli 2015.
Buku Dilan #2 ~ Dia Adalah Dilanku tahun 1991 yang bertandatangan asli Pidi Baiq ini fisiknya ada di anak saya yang sulung, Salmanita. Dia kerap membacanya walaupun sudah beberapa kali khatam — kayaknya.
Oh ya … Selain buku, saya pun memiliki kaos resmi dari buku ini. Karena, saat launching bukunya — saya termasuk blogger yang diundang untuk menyaksikan talkshow serta sekaligus soft launching buku Dilan #2 tersebut. Panitia penyelenggara acara, yaitu Pastels Book – menyisipkan kaos sebagai “buah tangan” untuk dibawa pulang di dalam goodie bag. Dan kalau tidak salah, waktu itu bersamaan dengan bulan puasa (Ramadan 1436 H.) yang acaranya bertempat di Rumah The Panas Dalam bilangan jalan Ambon No. 8, Bandung.
Mizan yang berperan sebagai distributor buku Dilan #2, melalui editor in chief-nya, Benny Ramdhani, berkesempatan menjelaskan perihal diterbitkannya buku yang terbukti digandrungi pembaca semua kalangan ini (padahal Pidi Baiq mengakui buku barunya ini bergenre teenLit).
Saya sempat pula mengabadikan momentum ini yang saya tayangkan lewat akun Youtube istri saya, Risya.
Pidi Baiq alias Surayah Buka Bukaan tentang Karakter Dilan. Waktu itu, Pidi Baiq melakukan talk show ditemani Iyang Darmawan dan juga Kang Koyang.
Itulah Cerita Lama yang bisa saya share di sini … Semoga suka ๐
Tinggalkan Balasan